Industri nutrisi olahraga sedang mengalami perubahan besar. Dulu, konsumen mungkin rela menelan pil pahit atau bubuk berpasir demi otot yang kuat. Namun, zaman telah berubah. Sekarang, kenikmatan rasa menjadi sama pentingnya dengan fungsi produk itu sendiri. Pergeseran ini membuka peluang emas bagi para pelaku industri makanan dan minuman (F&B) untuk berinovasi. Fokus utama saat ini bukan hanya pada kandungan protein atau vitamin, melainkan bagaimana produk tersebut terasa di lidah. Perubahan perilaku konsumen ini mendorong evolusi yang menarik dalam pengembangan produk. Suplemen olahraga kini tampil lebih menyenangkan, lebih lezat, dan lebih mudah dikonsumsi kapan saja.
Ledakan Format Gummy dan Peningkatan Penggunaan Perasa
Salah satu pendorong utama perubahan ini adalah popularitas format gummy atau permen lunak. Konsumen menyukai tekstur kenyal dan rasa manis yang mengingatkan pada permen masa kecil. Akibatnya, penggunaan perasa tambahan dalam produk nutrisi olahraga melonjak tajam. Data menunjukkan adanya peningkatan tiga kali lipat dalam penggunaan perasa selama lima tahun terakhir.
Lonjakan ini bukan tanpa alasan. Format gummy memerlukan profil rasa yang kuat untuk menutupi rasa asli dari bahan aktif seperti vitamin, mineral, atau asam amino. Bahan-bahan tersebut sering kali memiliki rasa pahit atau logam yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu, peran perasa menjadi sangat krusial. Produk yang enak akan membuat konsumen kembali membelinya. Inilah yang membuat inovasi rasa menjadi kunci kemenangan di pasar yang semakin kompetitif ini.
Dominasi Buah-buahan dalam Peluncuran Produk Baru
Melihat data pasar terbaru, lebih dari 25% peluncuran produk suplemen baru dalam beberapa tahun terakhir menyertakan varian rasa. Dari sekian banyak pilihan, profil rasa buah-buahan masih memegang kendali utama. Buah dianggap sebagai pilihan yang aman dan menyegarkan. Citra buah juga sering dikaitkan dengan kesehatan dan kealamian, sehingga sangat cocok disandingkan dengan produk suplemen.
Di antara berbagai jenis buah, stroberi masih menjadi juara bertahan. Stroberi memimpin pasar sebagai rasa yang paling banyak digunakan oleh produsen. Rasa manis dengan sedikit sentuhan asam dari stroberi sangat ampuh menutupi aftertaste yang kurang enak dari bahan suplemen. Selain itu, stroberi adalah rasa yang familiar dan disukai oleh hampir semua kalangan usia.
Pesaing Stroberi: Cranberry, Blueberry, dan Apel Hijau
Meskipun stroberi mendominasi, pasar mulai jenuh jika hanya disuguhi satu rasa saja. Konsumen selalu mencari variasi baru. Rasa buah lain mulai bermunculan dan mendapatkan tempat di hati konsumen. Cranberry, blueberry, dan apel hijau (green apple) kini menjadi pesaing ketat yang mengikuti dari belakang.
Ketiga rasa ini memiliki karakteristik unik. Blueberry dan cranberry menawarkan profil rasa berry yang kaya dan sering diasosiasikan dengan kandungan antioksidan tinggi. Sementara itu, apel hijau memberikan sensasi asam yang segar dan tajam. Rasa asam dari apel hijau sangat efektif untuk memberikan sensasi ‘segar’ setelah berolahraga. Diversifikasi rasa ini penting agar konsumen tidak merasa bosan dengan rutinitas konsumsi suplemen harian mereka.
Bagi produsen yang ingin mengembangkan varian ini, bekerja sama dengan perusahaan perisa di indonesia yang berpengalaman adalah langkah strategis. Pemilihan profil rasa yang tepat akan menentukan apakah produk tersebut akan diterima pasar atau tidak.
Inovasi Baru: Mengawinkan Buah dengan Herbal
Tren tidak berhenti pada rasa buah tunggal. Pasar kini bergerak ke arah yang lebih kompleks dan fungsional. Pada format gummy, tren rasa mulai berkembang melampaui rasa buah standar. Ada pergerakan menarik untuk memasukkan unsur tumbuhan herbal atau botani ke dalam formula rasa.
Salah satu contoh paling nyata adalah penggunaan Ashwagandha. Tanaman herbal ini populer karena khasiatnya untuk kejernihan mental dan penanganan stres. Namun, Ashwagandha memiliki rasa alami yang cenderung pahit dan berbau tanah (earthy). Di sinilah tantangan bagi para formulator rasa.
Untuk membuat produk herbal seperti ini diterima lidah konsumen umum, diperlukan perpaduan rasa yang cerdas. Rasa buah yang kuat dikombinasikan dengan elemen herbal untuk menciptakan profil rasa yang seimbang. Misalnya, rasa manis buah digunakan untuk meredam kepahitan herbal. Tren ‘fusion’ atau perpaduan ini menciptakan kategori rasa baru yang terkesan premium dan berkhasiat tinggi.
Pentingnya Memilih Mitra Manufaktur Rasa yang Tepat
Menciptakan perpaduan rasa buah dan herbal yang harmonis bukanlah tugas mudah. Diperlukan keahlian teknis dan pemahaman mendalam tentang interaksi bahan kimia. Kesalahan dalam formulasi bisa membuat produk terasa seperti obat, bukan suplemen gaya hidup yang menyenangkan. Oleh karena itu, peran ahli rasa sangat vital dalam proses ini.
Banyak produsen F&B kini mencari perusahaan rasa di indonesia yang mampu menerjemahkan visi produk menjadi realitas rasa yang memikat. Kebutuhan akan mitra yang tidak hanya menjual barang, tetapi juga memberikan solusi formulasi, semakin meningkat. Kualitas perisa akan menentukan persepsi konsumen terhadap kualitas brand secara keseluruhan.
Kolaborasi dengan Falmont untuk Pasar Asia
Dalam lanskap industri yang dinamis ini, Falmont hadir sebagai solusi manufaktur rasa terdepan di Asia. Dengan pemahaman mendalam tentang preferensi lidah konsumen Asia Pasifik, Falmont mampu menciptakan profil rasa yang relevan dan inovatif. Baik itu untuk menonjolkan kesegaran stroberi klasik maupun meracik kompleksitas rasa herbal pada gummy, keahlian teknis sangat diperlukan.
Kolaborasi dengan Falmont memungkinkan produsen F&B untuk mengakses perpustakaan rasa yang luas dan teknologi perisa terkini. Menciptakan produk suplemen olahraga yang lezat kini bukan lagi sekadar impian. Dengan dukungan yang tepat, produk yang menyehatkan tubuh juga bisa memanjakan lidah, mendorong loyalitas konsumen, dan memenangkan persaingan pasar.