
Industri gula dan permen karet terus menunjukkan performa yang mengesankan di tengah perlambatan pertumbuhan peluncuran produk F&B secara keseluruhan. Meskipun kenaikan jumlah varian baru tidak setajam beberapa tahun lalu, kategori sugar confectionery dan gum masih mencatat volume peluncuran lebih tinggi daripada rata-rata seluruh industri makanan dan minuman. Daya tarik gummy/jelly dan lolipop terbukti paling kuat, dengan inovasi tekstur dan kemasan yang semakin interaktif serta ramah bagi konsumen di berbagai segmen usia. Hal ini menegaskan bahwa meski pasar semakin matang, antusiasme terhadap produk manis berkualitas tetap tinggi.
Produsen sugar confectionery dan gum fokus mengembangkan profil rasa utama. Profil rasa utama meliputi buah, karamel/toffee, mint/mentol, dan dessert. Kombinasi rasa buah klasik maupun eksperimental semakin populer, seperti strawberry-apple, mangga-passion fruit, jeruk-keju. Inovasi rasa ini menawarkan keseimbangan asam-manis.
Karamel dan toffee memberikan sentuhan dekaden pada lolipop dan permen kenyal, mengundang kenikmatan mirip dessert. Mint atau mentol masih memegang reputasi sebagai rasa penyegar napas andalan pada segmen permen karet. Sementara itu, profil dessert seperti cokelat, vanila, dan keju diintegrasikan ke gummy untuk menarik konsumen dewasa yang rindu rasa pastry.
Selain rasa inti tersebut, tren emerging kini mulai memunculkan sentuhan pedas-manis dan aroma floral dalam produk confectionery. Beberapa merek terdepan berani menguji kombinasi cabai atau lada dengan rasa manis, menawarkan pengalaman sensasi hangat dan menggigit yang kontras dengan karakter manis konvensional. Aroma bunga—seperti mawar, lavender, dan melati—juga mulai merambah kategori permen, menciptakan kesan premium dan sophisticated.
Preferensi Konsumen
Data global menunjukkan empat dari sepuluh konsumen membeli candy dalam 12 bulan terakhir. Gen Z dan Milenial menjadi penggerak utama pertumbuhan pasar ini. Mereka menyukai produk “Instagrammable” dan mudah dibagikan di media sosial. Rumah tangga dengan anak di bawah 12 tahun mencatat pembelian lebih tinggi. Orang tua mencari camilan praktis untuk memuaskan selera anak-anak mereka. Kebiasaan ini mencerminkan segmentasi pasar yang semakin terperinci. Digital marketing tertarget mampu menyasar kebutuhan tiap demografis dengan tepat.
Kebiasaan mengunyah permen karet juga tetap kuat: setengah konsumen global mengaku mengunyah gum setidaknya satu kali per minggu. Di sisi lain, konsumsi permen keras dan gummy mengalami peningkatan frekuensi, sejalan dengan tren snacking on-the-go yang menuntut kemasan praktis dan mudah dikonsumsi di luar rumah. Kenaikan ini menegaskan bahwa produk confectionery bukan lagi sekadar camilan utama, tetapi juga kudapan impulsif yang mendukung gaya hidup mobilitas tinggi.
Beberapa faktor utama memengaruhi keputusan pembelian konsumen confectionery dan gum. Pertama, preferensi rasa menjadi pertimbangan utama—produsen dituntut mampu menghadirkan varian sesuai selera lokal maupun tren global. Kedua, kebaruan produk atau novelty, termasuk limited edition dan kolaborasi dengan merek lain, terbukti efektif mendorong impulsive buying. Ketiga, gaya hidup konsumen modern mengarahkan permintaan pada produk rendah gula atau sugar-free, selaras dengan peningkatan kesadaran akan kesehatan. Keempat, klaim keamanan dan clean label menjadi nilai tambah: konsumen sekarang lebih memperhatikan bahan nyata (real ingredients), tanpa pewarna dan perasa buatan, serta transparansi dalam kandungan gula.
Tren Rasa Terkini
Profil buah mendominasi lebih dari 50% peluncuran terbaru. Karamel/toffee, mint/mentol, dan dessert melengkapi tren rasa utama. Varian stroberi dan apel hijau mencatat pertumbuhan tertinggi di segmen buah. Kecenderungan ini mencerminkan preferensi pada keseimbangan rasa manis-asam. Rasa pedas-manis, natural fruit & vegetable, dan floral mulai gain traction. Ceruk pasar baru terbuka bagi produsen yang berani bereksperimen.
Edisi musiman dan limited-edition mendorong kreativitas merek menciptakan kombinasi rasa unik. Contohnya seperti chili-mango untuk musim panas, lavender-lemon untuk Valentine’s Day, atau caramel-sea salt-rose edisi liburan akhir tahun. Strategi ini membangun buzz di media sosial. Strategi ini mendorong konsumen mencoba varian baru sebelum habis masa penjualannya.
Peluang Kolaborasi dengan Falmont Flavors
Dalam menghadapi dinamika tren yang begitu cepat, kolaborasi dengan Falmont Flavors dapat menjadi solusi strategis bagi perusahaan F&B yang ingin memperkaya portofolio confectionery dan gum. Falmont, sebagai perusahaan perisa di Asia, memiliki kapabilitas riset pasar mendalam untuk mengidentifikasi tren rasa baik di tingkat regional maupun global. Melalui layanan custom flavor development, Falmont mampu menyesuaikan formulasi rasa—dari kategori buah tropis, dessert, mint hingga sentuhan spicy-sweet dan floral—sesuai kebutuhan klien.
Perubahan selera dan kebiasaan konsumen global menciptakan peluang besar bagi inovasi dalam sugar confectionery dan gum. Kombinasi rasa klasik dan eksperimental, dikombinasikan dengan strategi edisi terbatas, mampu menjaga daya tarik produk di mata konsumen. Melalui kemitraan dengan Falmont Flavors, perusahaan F&B dapat memperkuat keunikan dan kualitas produk, sekaligus memenuhi ekspektasi pasar yang semakin menuntut inovasi rasa dan pengalaman konsumsi yang memorable.